Timah Hitam

Teknologi baterai menggunakan Timah Hitam (Pb) ditemukan pada tahun 1859. Selama 170 tahun belum ada teknologi yang mampu bersaing dari sisi faktor harga. Baterai Timah Hitam tidak bisa diisi ulang dengan cepat, umumnya memerlukan waktu pengisian sekitar 6 – 10 jam. Pengisian sampai penuh diperlukan untuk mencegah sulfasi pada baterai dan disarankan untuk disimpan (tidak terpakai) dalam keadaan penuh (full-charge). Penyimpanan baterai dalam keadaan tidak penuh akan merusak/menurunkan kapasitas baterai.

Tegangan untuk pengisian baterai sangat kritis, tegangan diatas 2.40V akan memberikan daya maksimum akan tetapi akan memperpendek umur baterai. Tegangan yang lebih rendah akan mengakibatkan sulfasi. Pemberian tegangan standby/float terus menerus tidak akan merusak baterai.

Baterai Timah Hitam tidak cocok untuk pemakaian Deep Cycle. Setiap pemakaian baterai sampai habis akan memperpendek umur baterai. Teknologi lain mengalami hal yang sama, akan tetapi tidak seburuk Baterai Timah Hitam. Jika diperlukan untuk pemakaian daya yang besar sehingga kapasitas baterai sampai habis, disarankan untuk memperbesar ukuran Baterai Timah Hitam sehingga mencegah pemakaian sampai habis. Walaupun harga Baterai Timah Hitam lebih bersaing, jika dipakai untuk Deep Cycle, umumnya biaya operasional akan lebih tinggi dibanding teknologi lain.

Baterai Timah Hitam umumnya hanya mampu sekitar 200-300 siklus pemakaian pada 25°Celcius. Setiap penambahan suhu 18
°-10°Celcius, siklus pemakaian baterai Timah Hitam akan turun 50% (untuk aki yang cairannya tidak dapat ditambahkan-model aki kering/Sealed). Dalam satu tahun, daya tersimpan dalam Baterai Timah Hitam akan hilang sekitar 40%. Kandungan Timah Hitamnya tidak ramah untuk lingkungan.

Ketahanan Baterai Timah Hitam umumnya dapat diketahui dari ketebalan plat timahnya. Dari baterai untuk starter sekitar 1mm, baterai kendaran golf sekitar 1.8mm – 2.8mm sampai baterai untuk forklift listrik 6mm. Makin tebal ukuran ketebalan plat-nya, umur Baterai Timah Hitam akan lebih baik. Panambahan bahan kimia Antimony akan memperpanjang umur dengan konsekuensi penguapan air yang lebih banyak. Sedangkan penambahan bahan kimia Calsium akan mengurangi penguapan air.

Beberapa jenis Baterai Timah Hitam :
1. Aki Basah: merupakan jenis baterai Timah Hitam pertama. Keunggulan utama, cairan air aki dapat ditambahkan bila kurang (dan harus cukup hati2 supaya jangan sampai pengisian air aki sampai tumpah). Karena air aki bersifat asam, tumpahan air aki menimbulkan masalah, karat, induksi, racun. Pada umumnya baterai/aki basah ditambahkan Antimony.

2. Aki kering (SLA/VRLA): merupakan Aki Basah dengan penutup. Cairan tidak dapat ditambah dan tidak dapat tumpah. Pemakaian aki kering pada suhu tinggi akan mengakibatkan penguapan berlebih sehingga merupakan kelemahan utama aki jenis ini. Sering dipakai untuk UPS. Penambahan Calsium membuat penguapan lebih rendah.

3. Aki AGM: merupakan jenis dari Aki SLA dengan pemakaian Absorbed Glass Mat, yang membuatnya lebih tahan getaran dan guncangan. Kemampuan aki AGM mengkombinasikan kembali Hidrogen dan Oksigen menjadi air, membuatnya lebih baik dari aki SLA.

4. Aki Gel: menambahkan Silika pada air aki membuatnya menjadi berbentuk pasta. Aki Gel lebih baik untuk pemakaian standby, sedangkan AGM untuk pemakaian beban cyclic.

Reaksi kimia yang terjadi pada aki adalah sebagai berikut:

Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq) → 2PbSO4(s) + 2H2O(l)

 

 

 

 

 

 

 
  

Untuk Pertanyaan lebih lanjut, Hubungi Kami.